An Unbiased View of pemandangan gunung bromo
An Unbiased View of pemandangan gunung bromo
Blog Article
Lokasinya masuk ke wilayah Kecamatan Puncokusumo. Meskipun nampak seperti desa pada umumnya, namun saat datang dan berbaur dengan masyarakat sekitar, Anda akan merasakan tradisi dari suku Tengger yang hingga kini masih dipertahankan.
Rutenya baik-baik saja, kami hanya tidak melihat orang lain melakukannya. Pasirnya sangat tebal sehingga kami meluncur sendiri di kawah. Sebenarnya cukup lucu mengingatnya kembali, tetapi kami pikir kami pasti tersesat dalam kegelapan!
Dari tempat ini kita bisa menyaksikan kemegahan alam gunung Bromo dengan lebih leluasa. Pemandangan akan lebih eksotis saat langit sedang cerah dan terdapat lautan kabut sekitar Gunung Bromo.
Berita buruknya, di saat musim libur kerja atau sekolah, ada begitu banyak orang sehingga Anda hanya akan melihat punggung-punggung wisatawan yang berdesakan! Hal ini sangat sulit untuk dihindari ,kecuali selama musim hujan atau dari jam seven pagi saat pengunjung akan turun segera setelah mereka melihat matahari terbit. Pada musim hujan pandangan kita mungkin akan terhalang oleh awan dan kabut!.
Jika Anda memilih untuk tidak mengemudi seperti orang gila melintasi pasir tebal, kemungkinan besar Anda masih akan berjuang. Ada banyak bagian di mana pasirnya sangat lembut dan tebal sehingga Anda akan tersangkut atau meluncur.
Mengatur waktu pendakian: Mulai mendaki Gunung Bromo sebelum matahari terbit agar bisa menikmati pemandangan indah saat matahari terbit di puncak.
Suku Tengger meyakini bahwa melemparkan sesaji ke dalam kawah akan membawa keberuntungan bagi mereka dan bumi di sekitar mereka. Selain itu, upacara adat suku Tengger di Kawah Gunung Bromo juga menjadi ajang untuk mempertahankan kebudayaan mereka sebagai keturunan dari Raja Majapahit.
Setelah melewati hutan dan jalan yang berliku-liku, anda akan tiba di Desa Ngadas. Desa dengan keindahan yang sangat menakjubkan. Anda akan disajikan dengan hamparan kebun kentang, kubis, dan daun bawang yang ditanam di lahan diatas perbukitan di sekitar Desa Ngadas.
Upacaraini di lakukan setiap tahun pada bulan ke-14 kalender Tengger, yang jatuh pada bulan purnama sekitar bulan Juli atau Agustus.
Untuk diameter kawah Bromo kurang lebih 800 meter yang terbentang dari utara ke selatan dan sekitar 600 meter yang terbentang dari timur ke barat. Meskipun tergolong gunung berapi aktif yang cukup berbahaya, tidak menyurutkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan Bromo.
dengan menikmati keindahan alam dan menjelajahi kawah ini dengan berbagai cara, seperti berjalan kaki atau naik kuda.
Kemudian Brahma melepaskan letusan mengerikan yang memusnahkan semua kehidupan di sekitarnya. Karena peristiwa ini, setiap tahun, orang-orang Tengger dan orang-orang Hindu lainnya datang pada malam bulan purnama di bulan terkahir menurut kalender suku Tengger. Mereka melakukan upacara dan memberikan persembahan yang tak terhitung jumlahnya di kawah Bromo. Upacara inilah yang disebut Upacara Kasodo.
Nama Bromo sendiri diambil dari bahasa sanskerta “Brahma” yang berarti dewa utama dari agama hindu. Oleh sebab itu gunung bromo/brahma dipercaya sebagai gunung suci oleh suku tengger.
Bahkan karena gunung bromo gunung kelud kecantikan yang dimiliki, lokasi gunung ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Mulai dari warga lokal, wisatawan luar kota, bahkan wisatawan mancanegara berbondong-bondong ingin melihat langsung kecantikan yang dimiliki oleh gunung berapi ini.